Tuesday, January 21, 2014

MENGURUS JENAZAH

Apabila kita dapati seseorang yang baru meninggal dunia, maka tindakan yang harus kita lakukan pertama kali adalah sebagai berikut :

1. Mengikat kepala mayit
2. Meletakkan tangan mayit di atas perut (seperti tangan orang yang sedang melaksanakan sholat)
3. Mengikat dan menyatukan persendian lutut
4. Menyatukan kedua ibu jari kaki
5. Menghadapkan mayit ke arah kiblat.

A. TENTANG CARA MEMANDIKAN JENAZAH
I. Pendahuluan

Apabila kita dapati seseorang yang baru meninggal, maka tindakan yang harus kita lakukan pertama kali adalah sebagai berikut :
a. Mengikat kepala mayit
b. Meletakkkan tangannya di atas perut (seperti tangan orang yang sedang melakukan sholat
c. Mengikat dan menyatukan persendian lutut
d. Menyatukan kedua ibu jari kaki
e. Menghadapkan mayit kea rah kiblat.

II. Cara memandikan mayat

Setelah mayit di letakkan pada tempat yang disediakan, maka kita tutupi seluruh tubuhnya dengan kain yang agak tipis sehingga bila disiram dengan air dapat membasahi seluruh anggota tubuhnya. Maka mulailah kita memandikannya dengan tata cara sebagai berikut :
a. Mula-mula kita sediakaan air sebanyak mungkin, sedikit air jeruk (jeruk purut), air bedara, air kapur barus dan sabun.Yang pertama kali kita lakukan ialah menyiram seluruh tubuhnya dengan air bersih mulai dari kepala sampai ke ujung kakinya, dengan niat memandikan mayat sebagai berikut :

1. Jika mayat laki-laki dewasa,lafadz niatnya adalah :
(Nawaitul ghusla lihaadzal mayyit fardhal kifaayati lillahita’ala).
Artinya : Sengaja aku memandikan mayat ini, fardhu kifayah karena Allah Ta’ala.

2. Jika mayat perempuan dewaasa,lafadz niatnya adalah:
(Nawaitul ghusla lihaadzihil mayyitati fardhal kifaayati lillahita’ala)
Artinya : Sengaja aku memandikan mayat perempuan dewasa ini, fardhu kifayah karena Allah Ta’ala.

3. Jika mayat kanak-kanak laki-laki, lafadz niatnya adalah :
(Nawaitul ghusla lihaadzal mayyit tifli fardhal kifaayati lillahita’ala).
Artinya : Sengaja aku memandikan mayat kanak-kanak laki-laki ini, fardhu kifayah karena Allah Ta’ala.

4. Jika mayat kanak-kanak perempuan,lafadz niatnya adalah :
(Nawaitul ghusla lihaadzihil mayyitati tiflati fardhal kifaayati lillahita’ala).
Artinya : Sengaja aku memandikan mayat kanak -Kanak perempuan ini, fardhu kifayah karena Allah Ta’ala.

b. Kemudian kita ambil air yang bercampur dengan jeruk (jeruk purut),maka kita sirami semua persendiannya untuk melemahkan anggota yang kaku/tegang, agar mudah membersihkan anggota tubuh mayat. Selanjutnya kita bersihkan seluruh anggota dengan sabun,dan kita buang segala kotoran-kotoran yang masih ada pada mayat itu,sampai sebersih-bersihnya,dan sunnat membasuh anggota wudhunya terlebih dahulu dengan mendahulukan yang kanan dari yang kiri.

c. Kemudian dari pada itu, maka kita dudukkan mayat itu dengan keadaan condong ke belakang, kemudian kita tekan-tekan (diramas) perutnya perlahan-lahan dan tangan kiri kita yang sudah dibalut dengan kain (atau dibuat berbentuk sarung tangan) mencuci kubul dan dubulnya dengan niat istinja’ bagi mayat.Lafadz niatnya adalah sebagai berikut :

(Nawaitul istinjaa-i minal mayyit fardhan a’layya lillahi ta’ala).
Artinya : Sengaja aku menyucikan daripada mayit ini fardhu atasku karena Allah Ta’ala.

d. Kemudian dari pada itu, diambil wudhu’ bagi mayit,lafadz niatnya adalah :

(Nawaitul wudhu-a lihaadzal mayyit lillahi Ta’ala). Artinya : Sengaja aku mengambil wudhu’ bagi mayit ini karena Allah ta’ala.

Setelah itu baru disiram dengan air bedara dan dengan air kapur barus untuk menghilangkan bau dan supaya menjadi harum dan segar.

e. Kemudian daripada itu, disiram air berkali-kali (3 kali atau 5 kali atau lebih) dengan jumlah bilangan ganjil yang terakhir dicampur dengan air kapur barus. Namun hal yang lazim dikerjakan adalah 9 kali menyirami air yang disebut dengan cuci sembilan (mandi sembilan) sebagaimana yang disebut dalam Kitab Arab Melayu “KIFAYATUL GHULUM” karangan Syekh Ismail Minang Kabau,yaitu dengan cara sebagai berikut :
1. Mula-mula mayat dimiringkan kekiri,kalau menyiram air kesebelah kanannya 3 kali sambil membaca do’a :

(Ghufraanaka yaa Allah rabbana wailaikal mashiir)

2, Kemudian dimiringkan ke sebelah kanan, lalu menyiramkan air ke sebelah kirinya 3 kali sambil membaca do’a :

(Ghufraanaka yaa rahman rabbana wailaikal mashiir)

3, Kemudian membetulkan mayat itu (tertelentang) lalu menyiram air ke sebahagian mukanya mulai dari kepala sampai ke ujung kakinya 3 kali seperti di atas,sambil membaca do’a :

(Ghufraanaka yaa Allah yaa rahim rabbana wailaikal mashiir).

4. Setelah itu kita angkat kepala mayat tersebut sedikit menghadap kea rah kiblat, lalu dibacakan syahadat bagi mayit. Yaitu :
(Laa ilaha illallahu wahdahu laa syarikalahulmulku walahul hamdu yuhyi wayumiitu wahuwa ‘ala kulli syai-in qodiir)

4. Tanbihun

1. Mengambil wudhu’ bagi mayat itu adadua cara, yaitu :
a. Seperti mengambil wudhu’ bagi orang yang masih hidup saja.
b. Pendapat lain seperti mandi sembilan dengan mengucurkan (menyiramkan) air tiga kali sebagaimana cara diatas.
2. Jika mayat laki-laki (umumnya anak-anak) yang tidak bisa dibuka kulubnya (kulit yang menutup ujung zakarnya), untuk mengharuskan sholat baginya.hendaklah ditayamumkan. Lafadz niat tayammum adalah :

(Nawaitul tayammuma lihaadzal mayyit il-istibaahatis sholaati ‘alaihi fardhan lillahi ta’ala)
Artinya : Sengaja aku memtayamumkan bagi mayit ini, karena mengharuskan sembahyang atasnya karena Allah ta’ala.

3. Tayammum itu dikerjakan sesudah seleasai wudhunya.

B. Cara Mengkafani Jenazah

1. PENDAHULUAN
Sesudah mayit di mandikan, maka cawatnya dipasang (ukuran cawat adalah 1 meter dari pemotongan sisa baju).

2. UKURAN PEMOTONGAN KAIN KAFAN
Panjang kain kafan ± 15,5 meter, dengan potongan kain sebagai berikut :
a. Kafan 2 lapis dengan panjang @ 2,5 m X lebar kain + 0,5 m lebar potong kain. Total 7,5 meter
b. Baju dengan panjang 2,5 meter, diambil 2/3 dari lebar. Sisanya 1/3 untuk sorban. Total 2,5 meter
c. 1,5 meter untuk lengan baju, 2/3 dari lebar untuk baju. Sisanya 1/3 untuk anak baju. Total 1,5 meter
d. 1 meter untuk sal atau selendang. Total 1 meter
e. 1,5 meter untuk ikat pinggang (1/3 dari lebar). Total 1,5 meter

3. CARA MENGKAFANI JENAZAH

Mula-mula kita siapkan segala sesuatunya yang diper-lukan untuk mengkafani mayat (kain kafan dan lain-lain). Kemudian sobek / koyak bagian tepi kain kafan tersebut, setelah itu potong kain kafan tersebut (sesuaikan dengan ukuran pemotongan kain kafan sebagaimana telah disebut pada huruf B di atas). Hal tersebut hendaklah disesuaikan dengan kondisi badan / fisik si mayat. Seterusnya buatlah bajunya, kain sarungnya, cawatnya serta sorban bagi mayat laki-laki atau kerudung bagi mayat perempuan. Disunnatkan pada pertama kali menyobek kain tersebut dengan membaca :

(Allahummaj’al libaasahu (ha) ‘anil kariim wa adkhilhu (ha) Ya Allahu ta’ala birahmatikal Jannata yaa arhamarraahimiin.

Adapun cara meletakkan kain kafan itu ialah dibujurkan ke arah kiblat (letak kaki mayat ke arah qiblat) jika tempat mengizinkan. Susunannya adalah sebagai berikut :
a. Letakkan tali kain kafan sebanyak 5 helai
b. Kain kafan pertama dibentangkan
c. Ikat pinggang mayat dibentangkan
d. Kain kafan kedua dibentangkan
e. Selendang / sal dipasang
f. Sorban dibentangkan di atas sal / selendang
g. Baju dibentangkan
h. Anak baju dibentangkan di atas baju
i. Kain sarung dibentangkan di atas baju
j. Kapas ditebarkan di atas baju dan kain sarung
k. Selasih serbuk cendana dan wewangian ditabur di atas kapas
Hendaknyalah mendahulukan kain yang kanan dari pada kain yang kiri

Untuk Diketahui

Sebenarnya mengkafani mayat itu sama saja, yaitu dengan maksud membungkus kain itu ke seluruh tubuh si mayat sehingga tidak ada lagi bagian tubuh yang terbuka. Bagi mayat laki-laki diutamakan lima lapis kain selain gamis (baju dan sorban) dan bagi mayat perempuan lima lapis kain selain telekung / kerudung dan celana cawatnya . namun demikian atas ketiadaan, cukup sekedar menutupi seluruh anggota tubuhnya saja.

C. CARA MENSHOLATKAN JENAZAH

1. Sebelum sholat jenazah berlangsung hendaknya imam mengatur barisan (saf) makmum, Makmum berdiri di belakang imam bersaf-saf. Lebih banyak jemaahnya lebih utama. Apabila jemaahnya sedikit usahakan buat tiga saf.
2. Jika jenazahnya itu laki-laki, maka imam berdiri di arah kepala jenazah. Lihat gambar berikut ini

3. Jika jenazahnya itu perempuan, maka imam berdiri di arah perut jenazah. Lihat gambar berikut ini :

4. Niat, yakni berniat mendirikan shalat jenazah karena Allah
Adapun lafadz niat shalat jenazah laki-laki adalah sebagai berikut :

(Ushollii ‘Alaa Haadzal mayyiti Arba’a Takbiirootin Fardlol lillahita’aalaa)
Artinya : Aku niat sholat atas mayat ini empat takbir fardu (kifayah) karena Allah Ta’ala.
Jika jenazahnya itu perempuan , lafadz niatnya adalah :

(Ushollii ‘Alaa Hadzal mayyiti Arba’a Takbiirootin Fardlol lillahita’aalaa)
Artinya : Aku niat sholat atas mayat ini empat takbir fardu (kifayah) karena Allah Ta’ala.

Setelah mengucapkan lafadz niat sholat jenazah tersebut, kemudian membaca takbir pertama yaitu :
“Allahu Akbar”

Setelah mengucapkan takbir membaca surah Al-Fatihah,

Bismillaahir Rahmanir Rahim Alhamdu lillahi Robbil “alamin. Arrahmanir Rohim. Maliki yaumiddin. Iyyaka na’budu waiyyaka nasta’in. Idninas shirathal mustaqim. Shirathalladzina an’amta alaihim ghairil maghdubi ‘alaihim waladh dhallien. Amin

Artinya : Dengan nama Allah yang maha Pengasih lahi maha penyayang. Segala puji-pujian itu tertentu bagi Allah. Tuhan yang memiliki sekalian alam. Yang pengasih lagi penyayang. Raja yang memiliki hari pembalasan (hari qiamat). Kepada Engkaulah (han) kami menyembah dan kepada Engkaulah (Tuhan) kami mohon pertolongan. Tunjukkanlah (pimpinlah) kami ke jalan yang lurus (Benar) yaitu jalan yang telah Engkau beri nikmat atas diri mereka itu (para Nabi dan para Rasul) bukan jalan yang dimurkai atas mereka (Yahudi) dan bukan pula jalan mereka yang telah sesat. Perkenankanlah permohonan kami ini.

Setelah selesai membaca surah Al-Fatihah dilanjutkan dengan bertakbir (takbir kedua) dan membaca sholawat Nabi Muhammad SAW, yaitu :
(Allaahumma Sholli ‘alaa Muhammad Wa’alaa aali Muhammad)

Atau boleh membaca :
(Allaahumma Sholli Alla Sayyidinaa Muhammad Wa ’alaa aali Sayyidinaa Muhammad)
Artinya : Ya Allah, limpahkanlah rahmat kepada yang mulia Nabi Muhammad Saw beserta keluarganya.


Kemudian membaca takbir ketiga dan dilanjutkan dengan membaca do’a untuk mayat, yaitu :
(Allahummaghfirla- huu Warhamhuu Waafihii Wa’fuanhu Waakrim Nuzulahuu Wawassi’ Madkholahuu Waj’alil Jannata Matswahuu)
Artinya : Ya Allah, ampunilah dia, berilah rahmat padanya, berilah maaf kepadanya, muliakanlah kedatangannya, luaskanlah tempatnya dan jadikanlah surga tempat kembalinya.
Kemudian membaca takbir keempat, kemudian dilanjutkan dengan membaca do’a :
(Allahumma Laa Tahrimnaa Ajrohuu Walaa Taftinnaa Ba’dahuu Wagfir)
Artinya : Ya Allah, janganlah Engkau rugikan kami dari pada ganjarannya dan janganlah Engkau beri kami fitnah sepeninggalnya, dan ampunilah kami dan dia.
Sehabis mengucapkan do’a, kemudian mengucapkan “SALAM” :
(Assalaamu ‘ alaikum Warohmatullohi Wabarokaatuh)
Artinya : Selamat sejahtera atas kamu sekalian, semoga Allah memberikan rahmat dan kesejahteraan.

PENJELASAN :
a. Jika mayatnya itu laki-laki, memakai domirhu ( ), misalnya “Allaahummagfirlahuu”
b. Jika mayatnya itu perempuan domirnya “Hu” diganti dengan “ha” ( ), misalnya : “Allaahummagfirlahaa”
c. Jika mayatnya itu 2 orang, maka domirnya memakai “Huma” ( ), misalnya : “Allaahummagfir Lahumaa”
d. Jika mayatnya itu banyak, maka domirnya memakai ”Hum” ( ) misalnya : “Allahumagfirlahum “

D. MENGANTARKAN JENAZAH KE KUBUR

Sesudah mayat dimandikan, dikafani dan isholati, selanjutnya jenazah dibawa ke kubur. Sebelum jenazah diberangkatkan ke tempat pemakaman, hendaklah diadakan sekedar upacara keberangkatan jenazah dengan secara singkat. Pemberi acara itu bisa dilakukan oleh pemuka agama (Kyai) atau orang yang dianggap mampu untuk memberikan ceramahnya. Dalam upacara yang isinya antara lain :
1. Menyampaikan ucapan terima kasih kepada hadirin atas ikut serta duka citanya.
2. Memintakan ma’af kepada para hadirin dan handaitaulan atas segala kesalahan dan kekhilafannya yang mungkin diperbuat oleh si mayat semasa hidupnya.
3. Memberitahukan kepada para hadirin dan handaitaulan yang mungkin si jenazah mempunyai hubungan hutang piutang atau pinjam meminjam dan sebagainya, maka hak dan kewajiban si mayat beralih kepada orang-orang yang menjadi ahli warisnya.
4. Mau’idhoh Hasanah yang ada hubungannya dengan kematian seseorang (Tazkirul Mauut).
Pada umumnya pelaksanaan upacara pelepasan jenazah ini dilakukan di muka rumah duka sewaktu hendak diberangkatkan ke masjid untuk mensholati jenazah.
Setelah upacara selesai kemudian hendaknya dipikul pada empat penjuru berjalan membawa jenazah dengan segera. Maksud segera diberangkatkan menurut sabda Nabi Muhammad SAW :
Artinya : Dari Abi Huroiroh, r.a. Rasulullah S.A.W. : “Hendaklah kamu segera bawa jenazah itu, karena jika ia orang shaleh, maka kamu melekaskannya kepada kebaikan, tetapi jika ia bukan orang shalelh maka supaya kejahatannya itu lekas terbuang dari tanggungannya. (H.R. Jama’ah)
Jika seseorang sedang melihat jenazah lewat hendaklah ia memberi penghormatan dengan cara berdiri sambil mengucap-kan do’a :
(Subhaanal Hayyil Ladzii Laa Yamuutu)
Artinya : Maha suci zat yang maha hidup dan tidak akan mati.
Dalam penghormatan terhadap jenazah tersebut tidak pan-dang jenazah tersebut muslim atau non muslim, karena hal ini sesuai dengan hadits nabi Muhammad SAW yang menyebutkan :
Artinya : dari Jabir, r.a. katanya Telah lewat di depan kami jenazah, lalu Nabi Muhammad SAW berdiri, kamipun berdiri pula, lantas kami katakan kepada beliau bahwa jenazah itu, jenazah Yahudi, Beliau bersabda : Apabila kamu melihat jenazah maka hendaklah kamu berdiri. (H.R. Bukhari)

E. CARA MENGUBURKAN JENAZAH

Mengubur mayat hukumnya adalah fardu kifayah bagi orang yang masih hidup, mayat sebelum dimakamkan maka perlu diperhatikan tata cara menguburnya, yaitu antara lain :

1. Cara Membuat Liang Kubur
- jenazah sebelum diantar ke kubur, liang kubur harus sudah siap
- Ukuran liang kubur :
a. Dalamnya kadar orang berdiri tegak dan dilebihi satu hasta (± 50 s/d 75 centi meter)
b. Lebarnya kira-kira 1 meter
c. Panjangnya : sepanjang jenazah dan ditambah 0,5 meter.

2. Bentuk Liang Kubur
Liang kubur dengan ukuran sebagaimana telah diuraikan sebelumnya dan nhendaknya di tengahnya diberi semacam parit seluas dan sepanjang mayat serta diberi dampingan papan atau lainnya pada kedua sampingnya serta diberi semacam atap terbuat dari papan atau bambu. Hal ini dimaksudkan agar jangan sampai terbau dan tidak mudah terbongkar oleh binatang buas. Selain itu juga untuk menjaga kehormatan mayat dan kesehatan orang-orang yang berada di sekitar tempat tersebut.
3. Cara Mengubur Jenazah
a. Ada tiga (3) orang (umumnya kerabat dekat jenazah) turun terlebih dahulu ke dalam liang kubur untuk menerima mayat :
- Seorang menerima bagian kepala mayat
- Seorang menerima bagian perut mayat
- Seorang lagi menerima bagian kaki mayat
b. Ada beberapa orang di atas mengangkat mayat dengan pelan-pelan dari tempat pengangkutan mayat (kerendo) kemudian diterimakan kepada tiga orang yang sudah siap menerima (berada dalam liang kubur).
c. Sewaktu akan memasukkan jenazah ke dalam liang kubur hendaknya yang memasukkan jenazah itu membaca do’a :
“Bismillaahi Wa’alaa Milati Rosuulillahi”
Artinya : Denganmenyebut ama Allah dan atas tetapnya agama Rosulullah
d. Posisi Mayat Dalam Kubur
1. Setelah jenazah/mayat berada dalam liang kubur hendaknya mayat dimiringkan menghadap ke kiblat.
2. Tali-tali yang ada terutama pada bagian kepala dan kaki supaya dilepas dengan maksud agar wajah dan kaki, sebab dua anggota tubuh tersebut adalah bagian dari anggota sujud dalam melaksanakan sholat.
3. Dibagian kepala, punggung dan belakang paha hendaknya diberi penyangga atau gelu yaitu terbuat dari tanah yang dibulatkan (ganjal istilah bahasa jawa), agar posisi mayat dalam keadaan tetap miring. Lazimnya disiapkan sebanyak minimal 7 (tujuh) buah gelu. Sewaktu pembuatan gelu seyogyanya membaca surat Al-Qodr.
Bagian-bagian peletakan gelu adalah :
(a) Tumit
(b) Pelipatan lutut
(c) Pinggang
(d) Punggung
(e) Leher
(f) Tengkuk
(g) Di belakang kepala.

4. Pipi atau hidung mayat yang kanan harus menem-pel pada tanah, oleh karena itu wajah mayat hendaknya terbuka.
5. Setelah posisi mayat sudah tertib dan sebelum liang kubur ditutup dengan papan atau bambu atau dengan benda lainnya, mayat agar diadzani dan diiqomatkan.
6. Setelah diadzani dan diiqomatkan.selanjutnya liang kubur dipasang kayu dako sebanyak 3 buah dan diletakkan di atasnya papan dako.sebagai penutup, kemudian baru ditimbuni dengan tanah secara perlahan-lahan.
7. Timbunan tanah itu agar diratakan dan diberi nisan atau tanda, dalam memberi nisan dapat menggunakan dengan batu atau kayu atau lainnya.
8. Setelah selesai semuanya, seyogyanya si mayat dibacakan talqin oleh pemuka agama.
Sabda Nabi Muhammad SAW :
Artinya : Dari Usman, Nabi Muhammad SAW apabila selesai dari menguburkan mayat, beliau selalu berdiri lalu bersabda : Mintakan ampun saudaramu dan mintakanlah olehmu agar ia diberi ketetapan iman karena sekara ia sedang ditanyai. (H.R. Abu Daud dan Hakim).

TALQIN

Terhadap mayat yang baru dikubur, harap dibacakan Talqin (Al-Adzkar). Talqin yang berlaku di kalangan Ahlus Sunnah adalah sebagai berikut :
Saudara-saudara yang berbahagia Allah Subhaanahuu Wata’aalaa telah berfirman di dalam Al-Qur.an yang artinya :
Semua mahluk yang mempunyai roh akan merasakan mati, dan manusia setelah mati kelak (Hari Kiamat) akan memerima balasan setimpal dengan amal perbuatannya ketika di dunia, maka barang siapa berbuat buruk akan dibalas masuk neraka dan barang siapa berbuat baik akan dibalas masuk surga.

Saudara mayit .......... pegang teguhlah janjimu yaitu ucapan Laa Ilaaha Illallaah Muhammadur Rosuulullaah. Ketahuilah bahwa surga itu benar-benar ada, nerakapun juga ada dan sesungguhnya mati itu benar-benar terjadi dan alam barzah itupun benar-benar ada sebagaimana yang sedang engkau alami.
Dan demikian pula pertanyaan Malaikat Munkar dan Nakir pun demikian juga, yang lain-lain seperti khisab, mizan bangkit dari kubur, telaga, pengadilan akhirat, syafaat, sirotol mustaqim, kumpulnya manusia di padang makshsyar, dan kesempatan bagi orang-orang mukmin itu menyaksikan keagungan Allah adalah benar-benar nyata dan ada.
Saudara mayit ............ mulai hari ini kamu bermukim di alam barzah ini, ini semua merupakan realitanya firman Allah.
Dari bumi, kami ciptakan kamu, dan di dalamnya kami mengembalikan kamu, dan dari padanya kami mengeluar-kan kamu sekali lagi.
Sebentar lagi kamu akan kedatangan malaikat Munkar dan Nakir perlu akan menanyakan kamu.
Pertanyaannya demikian :
Hai manusia siapa Tuhan mu ?, siapa Nabi mu ?, apa Kitab Suci mu, apa agama mu ? dimana Kiblat mu ?, dan siapa saudara mu ?
Maka jawablah :
Allah itu Tuhan ku, Nabi Muhammad S.A.W. Nabi ku, Al-Qur’an Kitab suci ku, Islam agama ku, Ka’bah Kiblat ku, dan seluruh orang Islam baik laki-laki maupun perempuan saudara ku.
Dari : http://infosurga.blogspot.com

Monday, January 20, 2014

Tata cara Jima' dalam Islam

1. Bersih Diri dan berwudhu Mengkondisikan tubuh bersih (dengan mandi dan gosok gigi) adalah bagian dari adab jima’ sekaligus membuat suami atau istri lebih tertarik. Sebaliknya, tubuh yang tidak bersih cenderung mengganggu dan menurunkan daya tarik. Abu Rafi’ radhiyallahu ‘anhu berkata, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pada suatu hari pernah menggilir istri-istri beliau, beliau mandi tiap kali selesai berhubungan bersama ini dan ini. Aku bertanya, “Ya Rasulullah, bukankah lebih baik engkau cukup sekali mandi saja?” Beliau menjawab, “Seperti ini lebih suci dan lebih baik serta lebih bersih.” (HR. Abu Daud dan Ahmad)
2. Memakai parfum/wewangian Wewangian adalah salah satu sunnah Nabi. Beliau bersabda: “Empat macam diantara sunnah-sunnah para Rasul yaitu : berkasih sayang, memakai wewangian, bersiwak dan menikah” (HR. Tirmidzi). Bagi istri, memakai parfum/wewangian yang dianjurkan adalah saat-saat seperti ini, bukan pada waktu keluar rumah yang justru dilarang Rasulullah. “Perempuan manapun yang menggunakan parfum kemudian melewati suatu kaum agar mereka mencium wanginya maka dia seorang pezina” (HR Ahmad) Yang perlu diperhatikan di sini ialah, aroma atau jenis wewangian yang dipakai hendaknya yang disukai suami atau istri. Sebab, ada suami atau istri yang tidak menyukai aroma wewangian tertentu. Wewangian yang tepat membuat hasrat suami atau istri semakin meningkat.
3. Shalat dua raka’at Adab ini terutama bagi pengantin baru. Sebagaimana atsar Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu yang menasehati pengantin baru agar mengajak istrinya shalat dua raka’at terlebih dahulu ketika memulai malam pertama.
4. Berdandan dan berpakaian yang disukai suami atau istri Adakalanya istri malu memakai pakaian minim yang disukai suaminya. Padahal dalam sebuah hadits disebutkan “Sebaik-baik istri kalian adalah yang pandai menjaga diri lagi pandai membangkitkan syahwat. Yakni keras menjaga kehormatan dirinya lagi pandai membangkitkan syahwat suaminya.” (HR. Ad Dailami). Senada dengan hadits itu, Muhammad Al Baqir, cicit Husain bin Ali menjelaskan: “Sebaik-baik wanita diantara kalian adalah yang membuang perisai malu ketika menanggalkan pakaian di hadapan suaminya dan memasang perisai malu ketika ia berpakaian kembali.” Hadits dan maqalah ini juga menjadi dalil bahwa di dalam jima’, suami istri boleh menanggalkan pakaian dan tidak haram melihat aurat masing-masing.
5. Jima’ di tempat tertutup Islam mengatur kehidupan umat manusia agar kehormatan dan kemuliaannya terjaga. Demikian pula dengan jima’. Ia harus dilakukan di tempat tertutup, tidak diketahui oleh orang lain meskipun ia adalah anak atau keluarga sendiri. Karenanya saat anak berumur 10 tahun, Islam mensyariatkan untuk memisahkan kamar anak-anak. Kamar anak laki-laki terpisah dari kamar anak perempuan. Bagaimana jika anak masih kecil dan tidurnya bersama orang tua? Pastikan ia tidak melihat aktifitas suami istri tersebut. Caranya bisa Anda berdua yang pindah kamar.
6. Berdoa sebelum jima’ Yakni membaca doa: بِسْمِ اللَّهِ اللَّهُمَّ جَنِّبْنَا الشَّيْطَانَ وَجَنِّبِ الشَّيْطَانَ مَا رَزَقْتَنَا “Dengan Nama Allah, Ya Allah! Jauhkan kami dari syetan, dan jauhkan syetan agar tidak mengganggu apa (anak) yang Engkau rezekikan kepada kami” (HR. Bukhari dan Muslim)
7. Melakukan mubasharah, ar rasuul, foreplay, atau pemanasan Hendaknya suami tidak langsung ke inti, tetapi ada mubasharah/ar rasuul/ foreplay terlebih dulu. “Janganlah salah seorang di antara kalian menggauli istrinya seperti binatang. Hendaklah ia terlebih dahulu memberikan pendahuluan, yakni ciuman dan cumbu rayu,” (HR. Tirmidzi)
8. Membawa ke puncak, saling memberi hak “Apabila salah seorang diantara kamu menjima’ istrinya, hendaklah ia menyempurnakan hajat istrinya. Jika ia mendahului istrinya, maka janganlah ia tergesa meninggalkannya.” (HR. Abu Ya’la)
9. Mencuci kemaluan dan berwudhu jika mau mengulangi “Jika salah seorang di antara kalian mendatangi istrinya, lalu ia ingin mengulanginya, maka hendaklah ia berwudhu.” (HR. Muslim)
10. Mandi besar (janabat) setelah jima’
Dari : http://www.muslimcommunity.co/

Sunday, January 19, 2014

Pengaruh Nabi Muhammad SAW di Dunia

Berasal-usul dari keluarga sederhana, Muhammad menegakkan dan menyebarkan salah satu dari agama terbesar di dunia, Agama Islam. Dan pada saat yang bersamaan tampil sebagai seorang pemimpin tangguh, tulen, dan efektif. Kini tiga belas abad sesudah wafatnya, pengaruhnya masih tetap kuat dan mendalam serta berakar. Sebagian besar dari orang-orang yang tercantum di dalam buku ini merupakan makhluk beruntung karena lahir dan dibesarkan di pusat-pusat peradaban manusia, berkultur tinggi dan tempat perputaran politik bangsa-bangsa. Muhammad lahir pada tahun 570 M, di kota Mekkah, di bagian agak selatan Jazirah Arabia, suatu tempat yang waktu itu merupakan daerah yang paling terbelakang di dunia, jauh dari pusat perdagangan, seni maupun ilmu pengetahuan. Menjadi yatim-piatu di umur enam tahun, dibesarkan dalam situasi sekitar yang sederhana dan rendah hati. Sumber-sumber Islam menyebutkan bahwa Muhamnmad seorang buta huruf. Keadaan ekonominya baru mulai membaik di umur dua puluh lima tahun tatkala dia kawin dengan seorang janda berada. Bagaimanapun, sampai mendekati umur empat puluh tahun nyaris tak tampak petunjuk keluarbiasaannya sebagai manusia. Umumnya, bangsa Arab saat itu tak memeluk agama tertentu kecuali penyembah berhala Di kota Mekkah ada sejumlah kecil pemeluk-pemeluk Agama Yahudi dan Nasrani, dan besar kemungkinan dari merekalah Muhammad untuk pertama kali mendengar perihal adanya satu Tuhan Yang Mahakuasa, yang mengatur seantero alam. Tatkala dia berusia empatpuluh tahun, Muhammad yakin bahwa Tuhan Yang Maha Esa ini menyampaikan sesuatu kepadanya dan memilihnya untuk jadi penyebar kepercayaan yang benar. Selama tiga tahun Muhammad hanya menyebar agama terbatas pada kawan-kawan dekat dan kerabatnya. Baru tatkala memasuki tahun 613 dia mulai tampil di depan publik. Begitu dia sedikit demi sedikit punya pengikut, penguasa Mekkah memandangnya sebagai orang berbahaya, pembikin onar. Di tahun 622, cemas terhadap keselamatannya, Muhammad hijrah ke Madinah, kota di utara Mekkah berjarak 200 mil. Di kota itu dia ditawari posisi kekuasaan politik yang cukup meyakinkan. Peristiwa hijrah ini merupakan titik balik penting bagi kehidupan Nabi. Di Mekkah dia susah memperoleh sejumlah kecil pengikut, dan di Medinah pengikutnya makin bertambah sehingga dalam tempo cepat dia dapat memperoleh pengaruh yang menjadikannya seorang pemegang kekuasaan yang sesungguhnya. Pada tahun-tahun berikutnya sementara pengikut Muhammad bertumbuhan bagai jamur, serentetan pertempuran pecah antara Mektah dan Madinah. Peperangan ini berakhir tahun 630 dengan kemenangan pada pihak Muhammad, kembali ke Mekkah selaku penakluk. Sisa dua setengah tahun dari hidupnya dia menyaksikan kemajuan luar-biasa dalam hal cepatnya suku-suku Arab memeluk Agama Islam. Dan tatkala Muhammad wafat tahun 632, dia sudah memastikan dirinya selaku penguasa efektif seantero Jazirah Arabia bagian selatan. Suku Bedewi punya tradisi turun-temurun sebagai prajurit-prajurit yang tangguh dan berani. Tapi, jumlah mereka tidaklah banyak dan senantiasa tergoda perpecahan dan saling melabrak satu sama lain. Itu sebabnya mereka tidak bisa mengungguli tentara dari kerajaan-kerajaan yang mapan di daerah pertanian di belahan utara. Tapi, Muhammadlah orang pertama dalam sejarah, berkat dorongan kuat kepercayaan kepada keesaan Tuhan, pasukan Arab yang kecil itu sanggup melakukan serentetan penaklukan yang mencengangkan dalam sejarah manusia. Di sebelah timurlaut Arab berdiri Kekaisaran Persia Baru Sassanids yang luas. Di baratlaut Arabia berdiri Byzantine atau Kekaisaran Romawi Timur dengan Konstantinopel sebagai pusatnya. Ditilik dari sudut jumlah dan ukuran, jelas Arab tidak bakal mampu menghadapinya. Namun, di medan pertempuran, pasukan Arab yang membara semangatnya dengan sapuan kilat dapat menaklukkan Mesopotamia, Siria, dan Palestina. Pada tahun 642 Mesir direbut dari genggaman Kekaisaran Byzantine, dan sementara itu balatentara Persia dihajar dalam pertempuran yang amat menentukan di Qadisiya tahun 637 dan di Nehavend tahun 642. Tapi, penaklukan besar-besaran --di bawah pimpinan sahabat Nabi dan penggantinya Abu Bakr dan Umar ibn al-Khattab-- itu tidak menunjukkan tanda-tanda stop sampai di situ. Pada tahun 711, pasukan Arab telah menyapu habis Afrika Utara hingga ke tepi Samudera Atlantik. Dari situ mereka membelok ke utara dan menyeberangi Selat Gibraltar dan melabrak kerajaan Visigothic di Spanyol. Sepintas lalu orang mesti mengira pasukan Muslim akan membabat habis semua Nasrani Eropa. Tapi pada tahun 732, dalam pertempuran yang masyhur dan dahsyat di Tours, satu pasukan Muslimin yang telah maju ke pusat negeri Perancis pada akhirnya dipukul oleh orang-orang Frank. Biarpun begitu, hanya dalam tempo secuwil abad pertempuran, orang-orang Bedewi ini -dijiwai dengan ucapan-ucapan Nabi Muhammad- telah mendirikan sebuah empirium membentang dari perbatasan India hingga pasir putih tepi pantai Samudera Atlantik, sebuah empirium terbesar yang pernah dikenal sejarah manusia. Dan di mana pun penaklukan dilakukan oleh pasukan Muslim, selalu disusul dengan berbondong-bondongnya pemeluk masuk Agama Islam. Ternyata, tidak semua penaklukan wilayah itu bersifat permanen. Orang-orang Persia, walaupun masih tetap penganut setia Agama Islam, merebut kembali kemerdekaannya dari tangan Arab. Dan di Spanyol, sesudah melalui peperangan tujuh abad lamanya akhirnya berhasil dikuasai kembali oleh orang-orang Nasrani. Sementara itu, Mesopotamia dan Mesir dua tempat kelahiran kebudayaan purba, tetap berada di tangan Arab seperti halnya seantero pantai utara Afrika. Agama Islam, tentu saja, menyebar terus dari satu abad ke abad lain, jauh melangkah dari daerah taklukan. Umumnya jutaan penganut Islam bertebaran di Afrika, Asia Tengah, lebih-lebih Pakistan dan India sebelah utara serta Indonesia. Di Indonesia, Agama Islam yang baru itu merupakan faktor pemersatu. Di anak benua India, nyaris kebalikannya: adanya agama baru itu menjadi sebab utama terjadinya perpecahan. Apakah pengaruh Nabi Muhammad yang paling mendasar terhadap sejarah ummat manusia? Seperti halnya lain-lain agama juga, Islam punya pengaruh luar biasa besarnya terhadap para penganutnya. Itu sebabnya mengapa penyebar-penyebar agama besar di dunia semua dapat tempat dalam buku ini. Jika diukur dari jumlah, banyaknya pemeluk Agama Nasrani dua kali lipat besarnya dari pemeluk Agama Islam, dengan sendirinya timbul tanda tanya apa alasan menempatkan urutan Nabi Muhammad lebih tinggi dari Nabi Isa dalam daftar. Ada dua alasan pokok yang jadi pegangan saya. Pertama, Muhammad memainkan peranan jauh lebih penting dalam pengembangan Islam ketimbang peranan Nabi Isa terhadap Agama Nasrani. Biarpun Nabi Isa bertanggung jawab terhadap ajaran-ajaran pokok moral dan etika Kristen (sampai batas tertentu berbeda dengan Yudaisme), St. Paul merupakan tokoh penyebar utama teologi Kristen, tokoh penyebarnya, dan penulis bagian terbesar dari Perjanjian Lama. Sebaliknya Muhammad bukan saja bertanggung jawab terhadap teologi Islam tapi sekaligus juga terhadap pokok-pokok etika dan moralnya. Tambahan pula dia "pencatat" Kitab Suci Al-Quran, kumpulan wahyu kepada Muhammad yang diyakininya berasal langsung dari Allah. Sebagian terbesar dari wahyu ini disalin dengan penuh kesungguhan selama Muhammad masih hidup dan kemudian dihimpun dalam bentuk yang tak tergoyangkan tak lama sesudah dia wafat. Al-Quran dengan demikian berkaitan erat dengan pandangan-pandangan Muhammad serta ajaran-ajarannya karena dia bersandar pada wahyu Tuhan. Sebaliknya, tak ada satu pun kumpulan yang begitu terperinci dari ajaran-ajaran Isa yang masih dapat dijumpai di masa sekarang. Karena Al-Quran bagi kaum Muslimin sedikit banyak sama pentingnya dengan Injil bagi kaum Nasrani, pengaruh Muhammad dengan perantaraan Al-Quran teramatlah besarnya. Kemungkinan pengaruh Muhammad dalam Islam lebih besar dari pengaruh Isa dan St. Paul dalam dunia Kristen digabung jadi satu. Diukur dari semata mata sudut agama, tampaknya pengaruh Muhammad setara dengan Isa dalam sejarah kemanusiaan. Lebih jauh dari itu (berbeda dengan Isa) Muhammad bukan semata pemimpin agama tapi juga pemimpin duniawi. Fakta menunjukkan, selaku kekuatan pendorong terhadap gerak penaklukan yang dilakukan bangsa Arab, pengaruh kepemimpinan politiknya berada dalam posisi terdepan sepanjang waktu. Dari pelbagai peristiwa sejarah, orang bisa saja berkata hal itu bisa terjadi tanpa kepemimpinan khusus dari seseorang yang mengepalai mereka. Misalnya, koloni-koloni di Amerika Selatan mungkin saja bisa membebaskan diri dari kolonialisme Spanyol walau Simon Bolivar tak pernah ada di dunia. Tapi, misal ini tidak berlaku pada gerak penaklukan yang dilakukan bangsa Arab. Tak ada kejadian serupa sebelum Muhammad dan tak ada alasan untuk menyangkal bahwa penaklukan bisa terjadi dan berhasil tanpa Muhammad. Satu-satunya kemiripan dalam hal penaklukan dalam sejarah manusia di abad ke-13 yang sebagian terpokok berkat pengaruh Jengis Khan. Penaklukan ini, walau lebih luas jangkauannya ketimbang apa yang dilakukan bangsa Arab, tidaklah bisa membuktikan kemapanan, dan kini satu-satunya daerah yang diduduki oleh bangsa Mongol hanyalah wilayah yang sama dengan sebelum masa Jengis Khan Ini jelas menunjukkan beda besar dengan penaklukan yang dilakukan oleh bangsa Arab. Membentang dari Irak hingga Maroko, terbentang rantai bangsa Arab yang bersatu, bukan semata berkat anutan Agama Islam tapi juga dari jurusan bahasa Arabnya, sejarah dan kebudayaan. Posisi sentral Al-Quran di kalangan kaum Muslimin dan tertulisnya dalam bahasa Arab, besar kemungkinan merupakan sebab mengapa bahasa Arab tidak terpecah-pecah ke dalam dialek-dialek yang berantarakan. Jika tidak, boleh jadi sudah akan terjadi di abad ke l3. Perbedaan dan pembagian Arab ke dalam beberapa negara tentu terjadi -tentu saja- dan nyatanya memang begitu, tapi perpecahan yang bersifat sebagian-sebagian itu jangan lantas membuat kita alpa bahwa persatuan mereka masih berwujud. Tapi, baik Iran maupun Indonesia yang kedua-duanya negeri berpenduduk Muslimin dan keduanya penghasil minyak, tidak ikut bergabung dalam sikap embargo minyak pada musim dingin tahun 1973 - 1974. Sebaliknya bukanlah barang kebetulan jika semua negara Arab, semata-mata negara Arab, yang mengambil langkah embargo minyak. Jadi, dapatlah kita saksikan, penaklukan yang dilakukan bangsa Arab di abad ke-7 terus memainkan peranan penting dalam sejarah ummat manusia hingga saat ini. Dari segi inilah saya menilai adanya kombinasi tak terbandingkan antara segi agama dan segi duniawi yang melekat pada pengaruh diri Muhammad sehingga saya menganggap Muhammad dalam arti pribadi adalah manusia yang paling berpengaruh dalam sejarah manusia.

Membudayakan Malu Untuk Mencapai Kedisiplinan

Pendidikan sebagai benteng untuk menghadapi degradasi mental yang selama ini mulai mewabah pada sebagian pelajar, lembaga pendidikan harus menciptakan formula yang ampuh sebagai penangkal virus yang menjadikan wabah tersebut agar tidak merajalela. Pendidikan yang diberikan oleh orang tua maupun guru pada anak-anaknya pasti akan memberi pengaruh pada perilaku anak sehari-hari. Untuk itu, orang tua dan guru sebagai penaggung jawab pendidikan harus berhati-hati dan terus menyampaikan nilai-nilai positif dalam mendidik anak. Kedisiplinan merupakan salah satu formula yang pas untuk menekan menjamurnya virus tersebut, karena dengan kedisiplinan anak berlatih untuk bertanggung jawab atas setiap aturan yang sudah menjadi kesepakatan, sebagai contoh kedisiplinan yang dilakukan oleh anak-anak di Jepang. Anak-anak usia Sekolah Dasar (SD) dapat dengan sendirinya menata sepatunya di rak sebelum masuk kelas sehingga tidak ada sepatu yang berantakan dilantai, hal ini berbanding 180 derajat dengan siswa kita yang cenderung usianya lebih tua, jamaah sholat dhuhur saja ada yang harus nunggu diarahkan bapak/ibu guru. Selain kedisiplinan, budaya malu untuk melanggar aturan juga penting ditanamkan, sehingga anak akan cenderung tidak melakukan pelanggaran terhadap peraturan karena malu, dan ini harus menjadi kebudayaan. Dengan kebudayaan malu sebagai kontrol perbuatan, seseorang akan berpikir ulang untuk melakukan suatu pelanggaran. Jepang dianggap sebagai negara yang mempunyai kedisilpinan yang bagus, itu bisa kita lihat dari film-film jepang, bagaimana mereka bekerja, belajar bahkan berjalan, mereka melakukan itu dengan penuh dedikasi dan tanggung jawab yang luar biasa, sehingga tidak hayal lagi kalau jepang menjadi salah satu negara maju dibidang ekonomi dan SDM. Yang menjadi pertimbangan orang Jepang sebelum berbuat adalah apakah perbuatan itu akan menyebabkan ia mendapat malu atau tidak. Orang Jepang (meskipun tidak bisa digeneralisasi) lebih memerhatikan bagaimana anggapan orang lain kepadanya dari segi sosial. Sebisa mungkin menghindari sikap yang memalukan (awkward moment). Sebagai seorang muslim, sebelum berbuat, maka ia mempertimbangkan dulu mana perbuatan yang mendatangkan dosa atau pahala; bermanfaat atau tidak; pantas dan layak atau tidak (malu jika tidak pantas); baik dan benar atau tidak; dan norma-norma yang ada. Dalam Islam malu merupakan bagian dari iman (al-Haya’ Minal Iman), walaupun malu bukan satu-satunya cara untuk mencegah seseorang untuk melakukan pelanggaran, malu diharapkan sebagai salah satu cara yang bisa diterapkan untuk mencegah hal tersebut. Lingkungan memberi pengaruh yang signifikan dalam penerapan budaya malu, karena lingkunganlah yang memberikan sangsi moral kepada si pelaku pelanggaran, sehingga lingkungan masyarakat dijadikan fungsi kontrol, karena ketika seseorang berada pada lingkungan yang tidak punya budaya malu, maka budaya malu itu akan luntur atau bahkan hilang. Maka, carilah lingkungan yang sama-sama (setidaknya) memiliki rasa malu. Malu untuk melakukan pelanggaran karena melihat sekelilingnya adalah orang-orang bersih; malu menjadi benalu karena sekelilingnya orang-orang produktif; malu berkeluh kesah karena sekelilingnya adalah orang-orang yang tulus; malu terlambat karena teman-temannya selalu tepat waktu dsb. Intinya, milikilah fungsi kontrol yang akan selalu menjaga dan membuat kita merasa terawasi dalam bersikap dan berbuat. Untuk itu diharapkan semua pihak terutama lingkungan, bersama-sama kita budayakan malu untuk mencapai kedisiplinan yang akan menjurus kepada kesuksesan dan kesejahteraan bersama, jangan dengarkan ucapan “isinan ngeleh atau isinan ra uman”.